TOPJURNALNEWS.COM - Pimpinan Perusahaan dari Negara Jepang OSIN.CO.JP, Keizo Ota, bekerja sama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Mori Silangit, melakukan sosialisasi pemagangan dan calon pekerja migran Indonesia terhadap mahasiswa Akademi Perawat (Akper), Akademi Pariwisata (Akpar), dan para kepala sekolah tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba.Foto: Pimpinan perusahaan di Jepang, Keizo Ota, bersama tim LPK Mori Silangit, sosialisasi ke Kasek SMK di Hotel Labersa dan mahasiswa Akper. (topjurnalnews.com/bisnur sitompul)
OSIN.CO.JP sendiri merupakan perusahaan korporasi yang di dalamnya tergabung 13 perusahaan dibawah pimpinan Keizo Ota.
Keizo Ota mengatakan, ia berkunjung ke bumi Tapanuli untuk melihat langsung keberadaan LPK Mori Center Silangit, di Siborongborong, sebagai pusat pelatihan calon pekerja migran ke Jepang.
"Saya baru pertama kali ke wilayah Tapanuli. Kalau ke pulau Jawa sudah beberapa kali. Saya ke Tapanuli ingin melihat langsung tim LPK Mori Center Silangit untuk membina dan mendidik calon pekerja migran sesuai kriteria yang kami butuhkan di Jepang. Kami menjalin kerjasama dengan LPK Mori dalam penempatan pekerja," kata Keizo Ota kepada awak media, Rabu (25/6/2025) di gedung LPK Mori Center, di Jalan Siborongborong-Balige, Kecamatan Siborongborong, Taput.
Dijelaskan Keizo Ota, ia membawa pesan dari puluhan rekannya sesama pemilik perusahaan di Jepang yang sangat membutuhkan banyak tenaga kerja asal Indonesia, termasuk dari Tapanuli.
Sekitar 60 perusahaan di Jepang tengah menjajaki kerjasama penempatan pekerja migran Indonesia bersama LPK Mori. Dalam waktu dekat akan diperluas hingga 100 perusahaan untuk penempatan pekerja migran asal Tapanuli.
Didampingi tim LPK Mori Silangit, Keizo Ota mensosialisasikan hal itu kepada mahasiswa Akper Pemkab Taput, Akpar UCLA Siatas Barita, Taput, Akper HKBP Balige, Kabupaten Toba, hingga sosialisasi kepada Kepala SMK se Taput, di Hotel Labersa Balige, Kabupaten Toba.
Saat sosialisasi, Keizo Ota menjelaskan banyak tersedia lapangan kerja berbagai sektor di Jepang. Dimana yang dibutuhkan diantaranya adalah pekerja lulusan Akper, Akpar dan lulusan SMK.
Persyaratan para calon pekerja migran, diantaranya selain berbadan sehat, juga harus menguasai bahasa Jepang. Jika tidak, akan kesulitan saat bekerja di Jepang.
Menanggapi pertanyan sejumlah kepala sekolah maupun mahasiswa saat mengikuti sosialisasi tentang jaminan dan hukum, Keizo Ota didampingi Direktur LPK Mori Silangit, Rijen Alam Sinurat, memastikan seluruh pekerja migran asal Indonesia dijamin keselamatan jiwanya dan legal secara hukum.
Termasuk soal kepastian hukum, karena setiap penempatan pekerja migran ke Jepang harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari pemerintah Indonesia melalui kementerian terkait.
"Seluruh pekerja migran yang bekerja di Jepang dibawah Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Jadi, jangan takut bekerja di Jepang. Karena dijamin aman dan legal. Termasuk dokumen-dokumen pribadi seperti paspor, visa, dipegang sendiri dan tidak ditahan pihak perusahaan," ujar Rijen Alam Sinurat.
Keizo Ota berpesan kepada calon pekerja agar rajin belajar, termasuk belajar bahasa Jepang itu wajib. Karena negaranya saat ini membutuhkan banyak tenaga kerja di sektor perhotelan, manufaktur, perawat, otomotif dan berbagai sektor lainnya. (bisnur sitompul)