TOPJURNALNEWS.COM - Sekretaris DPD Ikatan Pemuda Karya (IPK) Kabupaten Tapanuli Utara, Heru Lumbantobing, bersama Niel Sitompul korban penganiayaan yang diduga dilakukan oleh inisial AH, menjelaskan kronologi cekcok antar warga yang terjadi di Kecamatan Purbatua, Taput, Foto: Korban dan mobil yang dirusak saat cekcok antar warga di Kecamatan Pahae Jae. (topjurnalnews.com/ipk taput)
Peristiwa itu telah menyeret nama baik organisasi kepemudaan yang dipimpinnya, meski kejadian tersebut secara langsung tidak ada hubungannya dengan organisasi IPK.
"Sesuai investigasi internal yang kita lakukan, kejadian tersebut berawal dari pertengkaran mulut antara dua orang teman Niel Sitompul, yakni SP Gultom dan M Silaban, anggota PAC IPK Pahae Jae dengan seseorang berinisial AH dan satu orang temannya yang terjadi di salah satu warung di Kecamatan Pahae Jae," kata Heru Lumbantobing kepada wartawan, Selasa (17/6/2025), di Tarutung.
Niel Sitompul menjelaskan, setelah insiden adu mulut itu, AH dan temannya pergi mengendarai motor meninggalkan warung, dan kedua teman Niel juga pergi meninggalkan warung dengan mengendarai mobil honda jazz warna putih.
Lanjut Niel, tidak berapa lama setelah teman Niel pergi, AH dan temannya datang lagi turun dari motornya dengan memegang kelewang dan kampak, langsung menghampiri Niel dan memukuli dengan membabi buta, sehingga Niel lari mencari pertolongan ke salah satu rumah warga.
Kemudian, AH berupaya mengejar Niel, namun warga pemilik rumah tersebut mencegahnya. Pada kesempatan itu, Niel berupaya menghubungi kedua temannya, SP Gultom dan M Silaban untuk menolongnya.
Namun, saat temannya yang dihubungi tiba di rumah warga dekat warung tersebut dengan mengendarai mobil honda jazz warna putih, AH bersama temannya diduga AH bersama temannya melakukan pengerusakan mobil yang dikendarai SP Gultom dan temannya, dengan memecahkan kaca mobil. Setelah itu mereka melarikan diri dengan sepeda motor.
SP Gultom yang terkejut berupaya mengejar AH yang melarikan diri ke rumahnya di Kecamatan Purbatua untuk meminta pertanggungjawaban. Namun mereka dan temannya menghentikan upaya pengejaran itu.
Setelah itu, pengurus PAC IPK Pahae Jae menghubungi pengurus DPD IPK Taput untuk membantu memediasi peristiwa penganiayaan dan pengerusakan mobil yang diduga dilakukan AH dan temannya.
Sesampainya di Purbatua, pengurus DPD yang meluncur ke lokasi menyusul rekan Niel yang berangkat menuju rumah AH dan mencoba menenangkan situasi dan meminta pertanggungjawaban dari AH. Akan tetapi, AH berupaya memprovokasi warga dengan tudingan sepihak jika mereka melakukan penyerangan ke desa tersebut.
Warga setempat akhirnya terprovokasi dan terjadi keributan sesaat, namun situasi tersebut berakhir kondusif kembali setelah pihak DPD IPK Taput dan Kepala Desa bersepakat untuk diselesaikan di Polsek Pahae Jae.
"Sebagai organisasi besar, DPD IPK Taput memiliki niatan baik dalam kejadian ini. Kita tidak akan melindungi anggota dan akan menindaknya jika terbukti melakukan tindak pidana. Namun, tolong jangan diskreditkan kita seakan kita penjahat dan pelaku kriminal," ujar Heru Lumbantobing.
Heru berharap, masyarakat luas mampu menyikapi peristiwa yang terjadi dengan keterangan yang berimbang dan tidak cepat menyimpulkan kejadian tersebut tanpa mengetahui kronologis yang sebenarnya.
Sebelumnya, pada status akun Facebook Rocky Hutapea yang disinyalir milik AH, ditampilkan video kejadian di Purbatua berdurasi 6 menit 32 detik.
Dalam video tersebut, tertulis "Kita serahkan kepada pihak yang berwajib". Diantaranya, terdengar suara seorang wanita dengan logat bahasa batak, mengatakan kepada sejumlah orang tidak ada orang di situ. Karena ini sudah larut malam, besok pagi saja. (bisnur sitompul)