TOPJURNALNEWS.COM - Sudihartono Purba, Kepala Desa Sisordak, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara, mengajak kaum muda milenial untuk menggeluti bidang pertanian, khususnya tanaman pangan.Foto: Kades Inspiratif, Sudihartono Purba, saat berada di lahan pertanian miliknya di Desa Sisordak, Kecamatan Parmonangan, Taput. (topjurnalnews.com/bisnur sitompul)
Pria berkulit hitam manis berusia 37 tahun yang sudah dua periode menjabat Kepala Desa Sisordak ini, mengatakan hidup jadi petani sangat menjanjikan dari sisi ekonomi jika ada niat, kemauan, berusaha dan berjuang dengan sabar.
Ia menjelaskan metode tumpang sari yang diterapkan di lahannya saat ini seluas satu hektar. Menanam dua atau lebih jenis tanaman bersamaan dalam satu lahan pada waktu yang sama atau hampir bersamaan.
"Saya menanam tiga jenis tanaman, yakni cabe, tomat dan kopi. Bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan lahan, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi risiko gagal panen. Sekitar dua minggu lagi tanaman utama tomat mulai panen," ujar Sudihartono Purba, Rabu (2/7/2025), di lahan pertanian yang dikelolanya.
Dengan berpegang teguh filosofi orang Batak, "Mata Guru, Roha Sisean" (Jadikan mata sebagai guru dan hati sebagai murid). Maknanya, harus belajar dari apa yang dilihat, dan menjadikan hati sebagai dasar untuk mengambil keputusan untuk berusaha, Sudihartono optimis dalam menggeluti pertanian ini untuk meningkatkan perekonomian, khususnya keluarga dan masyarakat pada umumnya.
"Kita punya potensi sumber daya alam yang subur, bahkan tidak kalah dengan daerah lain, seperti di Kabupaten Karo dan Simalungun. Mengapa petani di daerah lain bisa berhasil, itu yang perlu kita pelajari dan kita terapkan di lahan kita ini," ujar Sudihartono.
Sudihartono Purba saat ini tekun mengelola tanaman tomat dan cabai dengan metode tumpang sari. Dia menceritakan sejak awal membudidayakan dua tanaman tersebut yang mampu meraih keuntungan hampir satu miliar rupiah setiap panen. Dengan siasat pola tanam terintegrasi, penyesuaian cuaca dan harga jual yang selalu mendukung saat panen.
Di Desa Sisordak, jelas dia, pemerintah desa selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada petani, khususnya kaum muda milenial agar menggeluti bidang pertanian. Sekitar 40 persen masyarakat telah menerapkan metode tanaman tumpang sari di lahan masing-masing. Namun, ia menuturkan kendala yang dihadapi warganya saat ini adalah minimnya irigasi untuk mengairi lahan pertanian mereka.
"Kami berharap kepada Bapak Bupati Taput Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat, untuk membangun irigasi air tanah dangkal, karena pada umumnya kondisi lahan pertanian di Desa Sisordak sangat kesulitan air, terutama saat musim kemarau," ungkap Sudihartono Purba.
Sudihartono juga menyampaikan komitmen mendukung program ketahanan pangan presiden RI Prabowo Subianto, untuk meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan pangan yang sehat, beragam dan sesuai kebutuhan lokal. (bisnur sitompul)