TOPJURNALNEWS.COM - Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara melakukan optimalisasi lahan pasca bencana alam banjir bandang sungai Sarulla yang melanda enam desa dan satu kelurahan di kecamatan Pahae Jae.Foto: Bupati Taput JTP Hutabarat, bersama sejumlah pimpinan OPD meninjau optimalisasi lahan pasca banjir Sarulla. (topjurnalnews.com/diskominfo taput)
"Program ini merupakan prioritas Pemkab Taput yang sejalan dengan kebijakan ketahanan pangan nasional. Pemerintah hadir bukan hanya untuk memulihkan lahan, tetapi juga memastikan masyarakat terdampak bisa kembali produktif,” ujar Bupati Taput, JTP Hutabarat, saat meninjau langsung pemulihan lahan tersebut, Senin (13/10/2026).
Bupati mengatakan, optimalisasi mencakup pemulihan lahan sawah seluas 200,4 hektar terdampak banjir yang terjadi pada 29 Desember 2024 lalu. Meliputi enam desa dan satu kelurahan, yaitu desa Parsaoran Nainggolan, Parsaoran Samosir, Nahornop Marsada, Setia, Suka Maju, Tordolok Nauli, dan kelurahan Pasar Sarulla.
Pemkab Taput telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 150 juta dari P-APBD 2025 dan Rp 76 juta dari donasi masyarakat untuk kegiatan yang telah dimulai sejak 4 Oktober 2025. Tahun 2026 juga dialokasikan anggaran, termasuk melalui dukungan CSR berbagai pihak, seperti dari SOL.
Bupati memerintahkan seluruh kepala desa dan lurah untuk bersinergi dengan pemerintah kabupaten dan provinsi. Membentuk kelompok masyarakat terdampak guna mengelola lahan secara bersama.
"Beban pembiayaan pemerintah cukup besar, sehingga seluruh pihak diimbau untuk berkolaborasi dan bergotong royong. Kita akan berupaya maksimal, termasuk melobi pemerintah provinsi dan pusat agar penanganan pasca bencana mendapat dukungan penuh,” ungkap JTP Hutabarat.
Bupati menekankan pentingnya transparansi dan partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan program. Menjadikan kegiatan ini sebagai langkah nyata untuk memulihkan lahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai tindak lanjut, tim gabungan TNI-Polri dan perwakilan masyarakat akan dibentuk untuk meninjau kawasan hulu sungai Sarulla guna mencegah potensi bencana serupa dimasa yang akan datang.
Sementara Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Ramah Saragih, menjelaskan bahwa pelaksanaan program optimalisasi lahan pasca bencana yang bersumber dari P-APBD, meliputi pembersihan lahan, alih fungsi lahan tanaman palawija, seperti kacang tanah dan bawang merah yang ditargetkan akan rampung pada akhir Desember 2025.
Tokoh masyarakat setempat Ramli Gultom dan anggota DPRD Taput Jimmi Tambunan, mengapresiasi perhatian Bupati Taput terhadap masyarakat terdampak. Mereka mendukung penuh terhadap langkah pemerintah dalam pemulihan lahan dan perencanaan lanjutan tahun 2026. (bisnur sitompul)