TOPJURNALNEWS.COM - Pedagang dan masyarakat yang berada di Pajak Horas Pematang Siantar mendadak panik, Minggu 22 September 2024.
Pasalnya, sijago merah melahap ratusan kios yang berada di lantai 2 Pasar Horas, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
Kebakaran yang diduga berasal dari korsleting listrik di salah satu kios burung itu menyebabkan api dengan cepat merembet ke kios-kios lain.
Meski tidak ada korban jiwa, kerugian materi diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
Kebakaran terjadi sekitar pukul 12.00 WIB, saat aktivitas perdagangan sedang berlangsung di pasar terbesar di Pematangsiantar tersebut.
Warga dan pedagang yang panik berupaya memadamkan api dengan alat seadanya, sambil menunggu bantuan dari pemadam kebakaran.
"Api awalnya kecil, tapi cepat membesar karena banyak kios yang berisi barang-barang mudah terbakar," ujar salah seorang pedagang yang menjadi saksi mata.
Tidak lama setelah itu, lima unit mobil pemadam kebakaran milik Pemerintah Kota Pematangsiantar dan tiga unit dari PT STTC dikerahkan untuk memadamkan api.
Namun, karena banyaknya barang-barang yang mudah terbakar seperti pakaian dan peralatan rumah tangga, api terus berkobar hingga sore hari. Hingga pukul 15.00 WIB, api masih belum sepenuhnya bisa dipadamkan.
Para petugas pemadam kebakaran dibantu warga terus berupaya memadamkan api yang masih berkobar di beberapa titik.
Kesulitan memadamkan api disebabkan oleh kondisi bangunan yang saling terhubung dan banyaknya bahan mudah terbakar di dalam kios-kios.
Meskipun begitu, berkat kerja keras tim gabungan, pada sore hari api berhasil dikendalikan dan proses pendinginan masih berlangsung.
Banyak pedagang yang merasa terpukul akibat musibah ini. "Saya tidak sempat menyelamatkan barang-barang. Semua ludes terbakar," kata Dodi, seorang pedagang pakaian yang kiosnya turut terbakar.
Polisi telah memasang garis polisi di sekitar lokasi kejadian untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.
Selain itu, tim dari PLN juga telah dikerahkan untuk mengecek instalasi listrik di pasar tersebut guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebakaran lanjutan. (Red)