BBM Langka di Taput, Bupati Surati Pertamina dan BPH Migas agar Pasokan Ditambah

Sebarkan:

Foto: Ribuan kendaraan antri untuk mendapatkan BBM di salah satu SPBU di Tarutung, Taput (topjurnalnews.com/bisnur sitompul)
TOPJURNALNEWS.COM - Masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara, khususnya pemilik kendaraan mengeluhkan sulitnya untuk mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah SPBU.

Kejadian ini telah berlangsung sejak terjadi bencana alam banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara pada Selasa 25 November 2025 lalu.

Seperti terlihat di SPBU 14.224.302 di Jalan DI Panjaitan, Tarutung, Taput, Rabu (10/12/2025), ribuan kendaraan jenis mobil dan motor terlihat antri hingga satu kilometer di sepanjang jalan menuju SPBU tersebut untuk mengisi BBM.

Meski stok BBM di SPBU itu telah habis dan terpampang tulisan "BBM sedang dalam pengiriman", warga rela menunggu berjam-jam dengan memarkirkan kendaraannya di dalam maupun di luar SPBU.

Akibatnya, kemacetan parah sempat terjadi sepanjang jalan tersebut. Namun pihak aparat Polres Taput, TNI dan Dinas Perhubungan, langsung mengantisipasi dengan membuat jalur khusus antrian kendaraan untuk mengisi BBM.

Fendiv Januar, seorang pengendara motor, mengatakan dia sudah antri sejak pukul 17.30 WIB di jalan itu untuk mengisi BBM jenis Pertalite.

Dia mengaku, mendapatkan Pertalite sebanyak 3 liter sekitar pukul 00.30 WIB dinihari, setelah truk tangki bongkar BBM di SPBU tersebut.

"Mau gimana lagi bang, saya antri karena minyak motor sudah mau habis. Saya kerja mau pake apa. Itupun minyak dijatah 3 liter per motor," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian dan SDA, Pemkab Taput, Marulak Daniel Mantovani Lumbantobing, Kamis (11/12/2025), kepada topjurnalnews.com, menjelaskan saat ini terdapat 7 SPBU jenis BBM Pertamax, Pertalite, Bio Solar dan Dexlite yang tersebar di Taput, yakni Silangit, Siborongborong, Sipahutar, Sipoholon, Tarutung, Pahae Jae dan Adiankoting.

"Awal pascabencana memang pasokan BBM ke Taput hanya 8 Kl/hari/jenis/SPBU. Dimana, pasokan harian menjadi berkurang dibandingkan dengan waktu normal sebelum terjadi bencana yang biasanya 16 Kl/hari/jenis/SPBU," jelas Daniel Mantovani Lumbantobing.

Lanjutnya, sesuai koordinasi Pemkab Taput dengan PT Pertamina SAM Retail Sibolga, penyebab antrian ini akibat putusnya akses jalan dari Tarutung ke Sibolga. Sehingga pasokan BBM tidak bisa dikirim dari Depo Sibolga, serta armada truk tangki juga masih tertahan di Sibolga.

Saat ini BBM ke Taput dikirim dari Depo Siantar dan kendala pengiriman juga karena kurangnya armada truk tangki untuk mengirim BBM ke SPBU yang ada di Taput.

Terkait distribusi, Pemkab Taput telah membuat Kesepakatan Bersama dengan surat Nomor 500.10/283/EKON/XII/2025 tanggal 10 Desember 2025, dalam rangka pengendalian distribusi BBM pada masa tanggap darurat bencana alam Hidrometeorologi di Taput. 

Dalam kesepakatan tersebut telah diatur terkait distribusi dan harga BBM di Kabupaten Taput. Pemerintah Daerah bersama TNI, Polri, Kejaksaan, Pengadilan, akan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Kesepakatan Bersama tersebut.

"Kita semua berharap situasi ini segera normal kembali. Bapak Bupati Taput telah berupaya penuh dengan bersurat kepada PT Pertamina dan BPH Migas, agar pasokan BBM ke Taput dapat ditingkatkan hingga 32 Kl/hari/jenis/SPBU. Setidaknya sampai situasi ini kembali normal," ungkap Mantovani Lumbantobing. (bisnur sitompul)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini