Dalam 3 Tahun ke Depan, DTT Targetkan 100 Ton Tebu Per Hektar

Sebarkan:

Teks foto : GM Distrik Tebu dan Tembakau (DTT) Gampil Dwi Laksono.
TOPJURNALNEWS.COM - Sebagai tanaman potensial di lingkungan Regional 1 SupportingCo PTPN 1 (eks PTPN2) setelah kelapa sawit, tanaman tebu akan terus dipacu baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Saat ini sedang diupayakan menetapkan varietas yang sesuai dengan kondisi tanah yang ada di daerah ini.

"Target kita, tiga tahun ke depan kita akan mampu menghasilkan hingga 100 ton per hektar," jelas GM Distrik Tebu dan Tembakau (DTT) Gampil Dwi Susanto.

Diakui mantan GM PG Jati Roto PTPN XI Jawa Timur ini, banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk mencapai target tersebut. Di samping menyiapkan bibit yang baik juga melakukan pemurnian terhadap varietas BZ 134 yang saat ini menjadi salah satu tebu unggulan di lingkungan DTT.

Tanaman Baru

Salah satu yang akan dilakukan mulai musim tanam 2024-2025 adalah menyiapkan lahan-lahan baru yang akan ditanami PC atau bibit murni dengan varietas unggul, memperbaiki tanaman ratun dan melakukan penyisipan (tegakan) di areal ratun antara 1500 sampai 2000 batang per hektar yang diharapkan mampu mendorong tingkat produksi naik sekitar 15 ton per hektarnya."Jadi yang tadinya hanya menghasilkan 45 ton per hektar bisa naik ke angka 60 ton per hektarnya," tambah Gampil.

Teks foto : Pekerja sedang melakukan penebangan tebu di areal kebun Kwala Madu.
Untuk musim giling 2024 ini, ditargetkan bisa dihasilkan 400 ribu ton lebih dari 5 kebun yang ada di bawah DTT, seperti kebun Bulu China, Sei Semayang, Helvetia,  Kwala Madu, dan Tandem. Sampai saat ini baru sekitar 25 persen yang dipanen, dan akan terus berlangsung hingga bulan Mei mendatang.

Namun di sisi lain DTT juga mengharapkan adanya sinergi yang kuat dari PT SGN (Sinergi Gula Nusantara) yang saat ini dipercaya untuk mengelola dua pabrik gula eks PTPN 2, di Kwala Madu dan Sei Semayang. Sebab sinergi yang kuat sangat menentukan hasil akhir tebu yang dipanen dari kebun-kebun DTT.

"Sebab untuk menghasilkan gula yang berkualitas, dibutuhkan perhatian yang sangat sangat serius terhadap proses di pabrik. Jika keseriusan terhadap proses ini tidak berlangsung secara maksimal, maka hasil akhirnya juga tidak akan sesuai dengan ekspektasi kita. Artinya kualitas gula yang dihasilkan tidak akan maksimal," sambung Gampil yang pernah menjadi GM sekaligus koordinator 5 pabrik gula di Jawa Timur.(SA)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini