TOPJURNALNEWS.COM - Program 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Utara, Pemerintah Kabupaten Taput menargetkan tanaman jagung seluas 23.500 hektar yang tersebar di 15 kecamatan.Foto: Bupati Taput, JTP Hutabarat, saat penanaman jagung bersama petani di Desa Dolok Saribu, Kecamatan Pagaran. (topjurnalnews.com/dok. pemkab taput)
Hal ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Disamping itu sebagai bagian dari ekosistem industri pakan ternak yang sedang dikembangkan.
"Program ini bukan sekadar tanam jagung. Ini adalah langkah besar kita untuk memperkuat ketahanan pangan, membangun kemandirian petani, dan menggerakkan ekonomi desa dan juga sebagai upaya menekan angka inflasi," ujar Bupati Taput, Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat (JTP), didampingi Wakil Bupati, Deni Lumbantoruan, bersama unsur Forkopimda, saat penanaman jagung di Desa Dolok Saribu, Kecamatan Pagaran, Rabu (9/4/2025).
Bupati JTP Hutabarat mengatakan, Pemkab Taput telah menetapkan dua komoditi unggulan yang akan dikembangkan secara maksimal, yakni tanaman jagung dan padi gogo. Karena kedua tanaman tersebut sangat sesuai dengan kondisi geografis dan iklim wilayah Taput.
Kecamatan Pagaran secara khusus disebut sebagai wilayah yang paling cocok untuk pengembangan tanaman palawija, terutama jagung dan padi gogo. Karena kontur tanah, iklim, dan kebiasaan bertani masyarakatnya yang sudah terbentuk kuat sejak lama.
“Tanaman ini cocok di tanah Taput, cocok dengan cara kerja petani kita, dan punya harga yang stabil. Maka dari itu, kita dorong serius. Petani tidak bekerja sendiri, pemerintah hadir dengan strategi, pendampingan, dan solusi nyata,” kata Bupati Taput.
Dengan semangat kolaborasi, integrasi pertanian dan peternakan, serta dukungan penuh dari pemerintah daerah, Bupati JTP Hutabarat mengharapkan program ini menjadi pondasi kokoh bagi pertanian berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Taput.
Lanjut JTP Hutabarat, program ini tak hanya mendorong sektor pertanian, namun juga terintegrasi dengan program presiden RI yakni makan bergizi gratis. Selain itu, untuk membuka peluang perputaran ekonomi yang sangat tinggi karena bahan pangan bersumber dari hasil pertanian dan peternakan lokal, seperti jagung, sayur, dan telur.
“Ini bukan hanya tentang makan bergizi, tetapi tentang menciptakan rantai pasok lokal yang hidup. Kita beli dari petani kita sendiri. Uang berputar di desa, bukan ke luar daerah,” imbuh JTP Hutabarat.
Seorang tokoh masyarakat, A Purba, menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian pemerintah daerah terhadap masyarakat di desa.
Ia berharap, kedepan semakin banyak bibit unggul yang bisa diterima oleh para petani dari pemerintah untuk lebih meningkatkan hasil pertanian. (bisnur sitompul)